Vibhisana adalah salah satu saudara
lelaki dari raja Rahvana di Lanka pada masa Tretayuga. Walau demikian dia
menyerahkan diri kepada Tuhan Sri Rama. Setelah kematian Ravana, dia kemudian
dinobatkan menjadi raja Lanka. Sri Vibhisana menginsafi bahwa Sri Rama adalah
Tuhan Yang Maha Esa Sendiri., dan para penduduk Puri meyakini bahwa Vibhisana
setiap hari selalu datang memuja Tuhan Jagannath karena Beliau adalah tiada
berbeda dengan Tuhan Sri Ramacandra. Sebagaimana para deva lainnya, Vibhisana
juga datang untuk menyaksikan upacara terakhir pada tengah malam, Pahuda Arati.
Pada
tahun 1810, ketika belum ada lampu listrik dan seluruh kota menjadi gelap pada
malam hari, Pendeta Agung Pattajoshi Mohapatra mengalami kejadian ajaib. Saat
itu beliau tengah berjalan pulang ke rumah, meninggalkan kuil dan keluar
melalui Gerbang Kuda.
Tiba-tiba
beliau merasa seperti ada orang yang mengikutinya dari belakang. Orang itu tidak
tampak karena gelapnya malam, namun sepertinya ia sangat besar hingga kepalanya
bagai menyentuh langit. Pattajoshi Mohapatra kaget dan bertanya, “Siapakah
Anda, Tuan?” Jawaban yang terdengar, “Aku Vibhisana dari luar planet bumi,
datang kemari setiap hari demi menyembah Jagannath, Tuhan Alam Semesta.” Karena
masih ragu Pendeta Agung berkata, “Buktikan bila Anda benar dari luar planet
bumi!” Lalu Vibhisana memberikannya gelang emas yang sangat besar, yang tengah
dikenakannya pada saat itu dan segera menghilang.
Bahkan
hingga saat ini, sudah 200 tahun berlalu, perhiasan yang diberikan oleh
Vibhisana dari Devaloka ini masih dapat dilihat di kediaman Pattajoshi
Mohapatra, dimuliakan oleh keturunan-keturunannya. Ukurannnya sangat besar
seperti roda kereta lembu, tidak ada manusia manapun yang berpikir untuk
membuat apalagi mengenakan perhiasan semacam itu.